Multimedia Pembelajaran Revolusi Industri Era 4.0
Dunia
tengah memasuki era revolusi industri 4.0 dan membutuhkan sumber daya manusia
yang tidak hanya mengandalkan kemampuan teknis saja. "Dunia pendidikan
sedang mengalami 'goncangan' menghadapi tantangan era revolusi industri
4.0," ujar Rektor Universitas Multimedia Nusantara ( UMN) Dr. Ninok
Leksono MA
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia sebagaimana revolusi
industri generasi pertama melahirkan sejarah ketika tenaga manusia dan hewan
digantikan oleh kemunculan mesin uap pada abad ke-18. Revolusi ini dicatat oleh
sejarah berhasil mengangkat naik perekonomian secara dramatis.
Berikutnya, pada revolusi industri generasi kedua ditandai dengan kemunculan
pembangkit tenaga listrik yang memicu kemunculan pesawat telepon, mobil,
pesawat terbang, dan lainnya yang mengubah wajah dunia secara signifikan.
Kemudian,
revolusi industri generasi ketiga ditandai dengan kemunculan teknologi
komputer, internet dan digital yang tidak saja mengubah dunia industri namun
juga budaya dan habit generasi secara mendasar. Perubahan dunia kini tengah
memasuki era revolusi industri 4.0 atau revolusi industri dunia keempat dimana
teknologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. Segala hal
menjadi tanpa batas (borderless) dengan penggunaan daya komputasi dan data yang
tidak terbatas (unlimited), karena dipengaruhi oleh perkembangan internet dan
teknologi digital yang masif sebagai tulang punggung pergerakan dan
konektivitas manusia dan mesin. Era ini juga akan mendisrupsi berbagai
aktivitas manusia, termasuk di dalamnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek) serta pendidikan tinggi.
Menteri
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir
mengatakan bahwa tantangan revolusi industri 4.0 harus direspon secara cepat
dan tepat oleh seluruh pemangku kepentingan di lingkungan Kementerian, Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) agar mampu meningkatkan daya
saing bangsa Indonesia di tengah persaingan global. Hal ini diungkapkan Menteri
Nasir dalam pembukaan acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) 2018 yang digelar di Kampus
Universitas Sumatera Utara (USU), Medan.
Menristekdikti
mengatakan pada Rakernas 2018 yang mengangkat tema “Ristek Dikti di Era
Revolusi Industri 4.0” akan dibahas langkah-langkah strategis yang perlu
dipersiapkan Kemenristekdikti dalam mengantisipasi perubahan dunia yang kini
telah dikuasai perangkat digital.
“Kebijakan
strategis perlu dirumuskan dalam berbagai aspek mulai dari kelembagaan, bidang
studi, kurikulum, sumber daya, serta pengembangan cyber university, risbang
hingga inovasi. Saya berharap dalam Rakernas ini dapat dihasilkan rekomendasi
pengembangan iptek dikti dalam menghadapi revolusi industri 4.0. ,” ujar
Menteri Nasir. Menristekdikti menjelaskan ada lima elemen penting yang harus
menjadi perhatian dan akan dilaksanakan oleh Kemenristekdikti untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa di era Revolusi Industri 4.0, yaitu:
1)
Persiapan sistem pembelajaran yang lebih
inovatif di perguruan tinggi seperti penyesuaian kurikulum pembelajaran, dan
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal data Information Technology (IT),
Operational Technology (OT), Internet of Things (IoT), dan Big Data Analitic,
mengintegrasikan objek fisik, digital dan manusia untuk menghasilkan lulusan
perguruan tinggi yang kompetitif dan terampil terutama dalam aspek data
literacy, technological literacy and human literacy.
2)
Rekonstruksi kebijakan kelembagaan
pendidikan tinggi yang adaptif dan responsif terhadap revolusi industri 4.0
dalam mengembangkan transdisiplin ilmu dan program studi yang dibutuhkan.
Selain itu, mulai diupayakannya program Cyber University, seperti sistem
perkuliahan distance learning, sehingga mengurangi intensitas pertemuan dosen
dan mahasiswa. Cyber University ini nantinya diharapkan menjadi solusi bagi
anak bangsa di pelosok daerah untuk menjangkau pendidikan tinggi yang
berkualitas.
3)
Persiapan sumber daya manusia khususnya
dosen dan peneliti serta perekayasa yang responsive, adaptif dan handal untuk
menghadapi revolusi industri 4.0. Selain itu, peremajaan sarana prasarana dan
pembangunan infrastruktur pendidikan, riset, dan inovasi juga perlu dilakukan
untuk menopang kualitas pendidikan, riset, dan inovasi.
4)
Terobosan dalam riset dan pengembangan
yang mendukung Revolusi Industri 4.0 dan ekosistem riset dan pengembangan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas riset dan pengembangan di Perguruan Tinggi,
Lembaga Litbang, LPNK, Industri, dan Masyarakat.
5)
Terobosan inovasi dan perkuatan sistem
inovasi untuk meningkatkan produktivitas industri dan meningkatkan perusahaan
pemula berbasis teknologi.
Permasalahan :
1)
Bagaimana
menurut anda sebagai mahasiswa dalam menyikapi hal tersebut ?
2)
Dengan
adanya teknologi dalam Era 4.0 ini yang semakin berkembang, masih banyak para
pendidik yang “Gaptek” menurut anda bagaimana cara menyikapi atau mengatasi hal
ini?
3)
Apa
dampak positif dan negative dari multimedia pembelajaran era 4.0 ini, jika ada
jelaskan!
Saya mau menanggapi permasalahan no.3
BalasHapusSaya mau menjelaskan pengaruh era ini dalam dunia pendidikan. DAMPAK POSITIF
BIDANG PENDIDIKAN
1. Siswa / mahasiswa menjadi tidak mudah bosan dihadapkan hanya pada buku teks
2. Suasana pengajaran dan pembelajaran yang interaktif akan menggalakkan komunikasi berbagai hal ( pelajar-guru, pelajar-pelajar, pelajar-komputer )
3. Gabungan berbagai media yang memanfaatkan sepenuhnya indra penglihatan dan pendengaran mampu menarik minat belajar
4. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) Pada bidang Pendidikan, dampak yang muncul ialah kegiatan belajar dan mengajar yang dikenal dengan konsep e-Learning.
DAMPAK NEGATIF
BIDANG PENDIDIKAN
1. Dengan adanya pembelajaran jarak jauh atau e-Learning ada beberapa nilai kurang baik yakni tidak adanya interaksi secara langsung sehingga pengajar tidak akan lebih intensif memonitori prilaku atau etitude pelajarnya
2. Keberadaan guru dan tenaga pelajar sudah tidak lagi di prioritaskan
3. Baru-baru ini banyak oknum-oknum yang memanfaatkan program sertifikasi yang di adakan oleh lembaga atau instansi tertentu contoh: sertifikasi dari Microsoft Corporation yang terdapat penjokian di dalamnya.
saya sependapat dengan saya, dengan adanya multimedia pembelajaran era 4.0 mengharapkan agar mahasiswa terus dapat mengembangkan kemampuan skill mereka sehingga tidak tertinggal dengan perkembangan teknologi.
Hapusmenurut saya dampak positif adanya multimedia ini mempermudah guru untuk berinteraksi dengan siswa nya begitupun dengan siswa nya dapat berinteraksi jarak jauh dengan guru tanpa harus tatap muka
BalasHapusnamun dampak negatif nya yaitu jaringan internet yang tidak memadai yang akan menghambat pembelajaran dan membuat siswa lebih tidak tertarik untuk membaca buku
Baiklah, saya ingin menangggapi permasalahan anda yang pertama. Menurut pendapat saya sebagai mahasiswa harus menjadi live long leaner atau menjadi pembelajar yang belajar seumur hidup. Artinya mahasiswa harus terampil, terus belajar dengan hal-hal baru, prinsip live long leaner diyakini mampu menjawab perkembangan zaman dan teknologi digital yang terus berkembang pesat. Selain itu, keterampilan dan inovasi akan bisa mencetak lulusan perguruan tinggi yang handal dan bisa bersaing secara nasional maupun internasional.
BalasHapusSaya akan menanggapi permasalahan no.1 untuk menghadapi memasuki era 4.0 mahasiswa perlu mengembangkan kemampuan learning and innovation yang mencakup kemampuan empat yaitu critical thinking dan complex problem solving, creative thinking dan innovation, commucation, dan collaboration atau networking, dan kemimpinan dan kerja sama digital literacy. Karena pada masa era revolusi 4.0 Era revolusi industri 4.0 mempunyai ciri otomasi dan ekonomi digital. Perkembangan super-computer, robot, artificial intelligence, dan modifikasi genetik mengakibatkan pergeseran tren tenaga kerja yang tidak lagi bergantung pada tenaga manusia, tapi pada mesin. berdampak pada pergeseran tren dunia dari sektor manufaktur ke sektor jasa yang membutuhkan tenaga kerja jenis middle-higher skilled, bukan lagi low-skilled labour untuk menyiapkan SDM atau TKI. Maka pendidikan harus berorientasi pada pengembangan dan kemampuan lulusan untuk siap bekerja dan mampu menciptakan lapangan kerja dengan memanfaatkan potensi yang terdapat di sekitarnya.
BalasHapusBaiklah disini saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1, sebagai mahasiswa kita harus kritis dalam menyikapi hal tersebut, kita harus bisa menggunakan teknologi2 terbarukan, kita harus bisa mengendalikan hal hal besar yg tentunya memiliki dampak ke kita
BalasHapussaya akan menanggapi permasalahan no.2
BalasHapuscara mengatasi guru yang gaptek atau gagap teknologi yaitu Perlu diadakan pelatihan keterampilan komputer pada guru agar tidak gaptek dan mengangkat kualitasnya sebagai seorang guru.Melalui pelatihan tersebut diharapkan guru dapat mengoprasikan program-program sederhana seperti Microsoft office untuk memudahkan pekerjaan guru dan juga keterampilan mengunakan internet untuk memperoleh berbagai informasi khususnya sebagai bahan untuk memperlancar proses belajar mengajar.
Perlu diadakan pelatihan keterampilan komputer pada guru agar tidak gaptek dan mengangkat kualitasnya sebagai seorang guru.Melalui pelatihan tersebut diharapkan guru dapat mengoprasikan program-program sederhana seperti Microsoft office untuk memudahkan pekerjaan guru dan juga keterampilan mengunakan internet untuk memperoleh berbagai informasi
BalasHapus