Teori Pemrosesan Informasi Berbantuan Media
A.
Pembelajaran
Berbantuan Multimedia
Multimedia
mengandung unsur komputer. Multimedia memberikan kesempatan untuk belajar tidak
hanya dari satu sumber seperti guru, akan tetapi memberikan kesempatan kepada
subyek mengembangkan kognitif dengan lebih baik, kreatif, dan inovatif. Meyer
(2009:3) mendefinisikan multimedia sebagai presentasi materi dengan menggunakan
kata-kata sekaligus gambar-gambar. Yang dimaksud dengan “kata” adalah materinya
disajikan dalam bentuk verbal (verbal form), misalnya menggunakan teks kata
yang tercetak atau terucapkan. Sedangkan yang dimaksud dengan “gambar” adalah
materi disajikan dalam bentuk gambar (pictorial form).
Menurut
Constantinescu (2007: 2), “Multimedia refers to computer-based systems that use
various types of content, such as text, audio, video, graphics, animation, and
interactivity”. Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih
yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video, dan animasi secara
terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu multimedia linier
dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak
dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna.
Sedangkan multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan
alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat
memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia
interaktif adalah: multimedia.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbantuan multimedia dapat
diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran,
dengan kata lain untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, ketrampilan dan sikap)
serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan yang belajar
sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali.
Pemrosesan
informasi itu sendiri secara sederhana dapat diartikan suatu proses yang
terjadi pada peserta didik untuk mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun
strategi berkenaan dengan informasi tersebut dengan inti pendekatannya lebih
kepada proses memori dan cara berpikir. Dalam teori pemrosesan informasi,
terdapat beberapa model mengajar yang akan mendorong pengembangan pengetahuan dalam
diri siswa dalam hal mengendalikan stimulus yaitu mengumpulkan dan
mengorganisasikan data, menyadari dan memecahkan masalah, mengembangkan konsep
sehingga mampu menggunakan lambang verbal dan non verbal dalam penyampaiannya.
Bahkan orientasi utama pada modelnya mengarah kepada kemampuan
siswa dalam mengolah, menguasai informasi sehingga dapat memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang akan
didapatkannya.
B.
Teori
Pemrosesan Informasi dalam Pembelajaran menurut Robert Mills Gagne
Teori
pembelajaran pemrosesan informasi adalah bagian dari teori belajar sibernetik.
Secara sederhana pengertian belajar menurut teori belajar sibernetik adalah
pengolahan informasi. Dalam teori ini, seperti psikologi kognitif mengkaji
proses belajar penting dari hasil belajar namun yang lebih penting dari kajian
proses belajar itu sendiri adalah sistem informasi, sistem informasi inilah
yang pada akhirnya akan menentukan proses belajar.
Penjelasan
lebih lanjut dari Bambang Warsita, bahwa berdasarkan kondisi internal dan
eksternal ini, Gagne menjelaskan bagaimana proses belajar itu terjadi. Model
proses belajar yang dikembangkan oleh Gagne didasarkan pada teori pemrosesan
informasi, yaitu sebagai berikut :
1.
Rangsangan yang diterima panca indera
akan disalurkan ke pusat syaraf dan diproses sebagai informasi.
2.
Informasi dipilih secara selektif, ada
yang dibuang, ada yang disimpan dalam memori jangka pendek, dan ada yang
disimpan dalam memori jangka panjang.
3.
Memori-memori ini tercampur dengan
memori yang telah ada sebelumnya, dan dapat diungkap kembali setelah dilakukan
pengolahan.
Seperangkat
proses yang bersifat internal yang dimaksud oleh Gagne adalah kondisi
internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil
belajar dan terjadinya proses kognitif dalam diri individu.
Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang
mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Teori
pemrosesan informasi bermula dari asumsi bahwa pembelajaran merupakan faktor
yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan salah satu hasil kumulatif
dari pembelajaran. Menurut teori ini, belajar merupakan proses mengelola
informasi, namun teori ini menganggap sisitem informasi yang diproses yang
nantinya akan dipelajari siswa adalah yang lebih penting. Karena informasi
inilah yang akan menentukan proses dan bagaimana proses belajar akan
berlangsung akan sangat oleh sistem informasi yang dipelajari.
Robert Gagne
seorang ahli psikologi pendidikan mengembangkan teori belajar yang mencapai
kulminasinya (titik uncak) pada “The Condition of Learning”. Banyak gagasan
Gagne tentang teori belajar, seperti belajar konsep dan model pemrosesan
informasi, pada bukunya “The Condition of Learning” mengemukakan bahwa:
Learning is change in human disposition or capacity, wich persists over a
period time, and which is not simply ascribable to process a groeth.
Dalam
bukunya Robert M. Gagne disebutkan bahwa : A very special kind of intellectual
skill, of particular in probelem solving, is called a cognitive strategy.
In term of modern learning theory, a cognitive strategy is a control
process. An internal process by means of which thinking. Gagne mengemukakan
delapan fase dalam satu tindakan belajar. Fase-fase itu merupakan
kejadian-kejadian eksternal yang dapat distrukturkan oleh siswa atau guru.
Setiap fase dipasangkan dengan suatu proses yang terjadi dalam pikiran siswa.
Kejadian-kejadian belajar itu akan diuraikan dibawah ini, yaitu:
1.
Fase motivasi : siswa yang belajar harus
diberi motivasi untuk memanggil informasi yang telah dipelajari sebelumnya.
2.
Fase pengenalan : siswa harus memberikan
perhatian pada bagian-bagian yang esensial dari suatu kejadian instruksional,
jika belajar akan terjadi.
3.
Fase perolehan : apabila siswa
memperhatikan informasi yang relevan, maka ia telah siap untuk menerima
pelajaran.
4.
Fase retensi : informasi baru yang
diperoleh harus dipindahkan dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang.
Ini dapat terjadi melalui penggulangan kembali.
5.
Fase pemanggilan : pemanggilan dapat
ditolong dengan memperhatikan kaitan-kaitan antara konsep khususnya antara
pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya.
6.
Fase generalisasi : biasanya informasi
itu kurang nilainya, jika tidak dapat diterapkan diluar konteks di mana
informasi itu dipelajari.
7.
Fase penampilan : tingkah laku yang
dapat diamati. Belajar terjadi apabila stimulus mempengaruhi individu sedemikan
rupa sehingga performancenya berubah dari situasi sebelum belajar kepada
situasi sesudah belajar.
8.
Fase umpan balik : para siswa harus
memperoleh umpan balik tentang penampilan mereka yang menunjukkan apakah mereka
telah atau belum mengerti tentang apa yang diajarkan.
Penerapan
teori yang salah dalam situasi pembelajaran mengakibatkan terjadinya proses
pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai
sentral bersikap otoriter, komunikasi berlangsung dalam satu arah, guru melatih
dan menentukan apa yang harus dipelajari murid. Penggunaan hukuman yang sangat
dihindari para tokoh behavioristik dianggap metode paling efektif untuk
menertibkan siswa.
Asumsi
yang mendasari teori-teori pemrosesan informasi menjelaskan tentang (1) hakekat
sistem memori manusia, dan (2) cara bagaimana pengetahuan digambarkan dan
disimpan dalam memori. Konsepsi lama mengenai memori manusia adalah bahwa
memori itu semata-mata hanya tempat penyimpanan untuk menyimpan informasi dalam
waktu yang lama, sehingga memori diartikan sebagai koleksi potongan-potongan
kecil informasi yang terlepas-lepas atau saling tidak ada kaitannya. Akan
tetapi pada tahun 1960-an memori manusia mulai dipandang sebagai suatu struktur
yang rumit yang mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan manusia.
Metode
ini sangat cocok untuk pemerolehan kemampuan yang membutuhkan praktek dan
pembiasaan yang mengandung unsur kecepatan spontanitas kelenturan daya tahan.
Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan
peran orang tua. Kekurangan metode ini adalah pembelajaran siswa yang berpusat
pada guru bersifat mekanistis dan hanya berorientasi pada hasil. Murid
dipandang pasif, murid hanya mendengarkan, menghafal penjelasan guru sehingga
guru sebagai sentral dan bersifat otoriter.
C. Teori
Pemrosesan Informasi dalam Pembelajaran menurut Atkinson
Atkinson
dan Shiffin dalam Levitin (2002:296) menyatakan bahwa memori manusia terdiri
dari tiga jenis, yaitu sensori memori (sensory register) yang menerima
informasi melalui indra penerima seperti mata, telinga, hidung, mulut, dan atau
tangan, setelah beberapa detik informasi tersebut akan hilang atau diteruskan
pada ingatan jangka pendek (short term memory atau workingmemory).
Informasi tersebut setelah 5 – 20 detik akan hilang atau tersimpan ke dalam
ingatan jangka panjang (long term memory).
Teori
pemrosesan informasi berpijak pada tiga asumsi sebagaimana dikemukakan Lusiana
dalam Budiningsih (2005:82) bahwa: (a) antara stimulus dan respon terdapat
suatu seri pemrosesan informasi di mana pada masing-masing tahapan dibutuhkan
sejumlah waktu tertentu, (b) stimulus yang diproses melalui tahapan tahapan
tadi akan mengalami perubahan bentuk atau isinya, dan (c) salah satu dari tahap
memiliki keterbatasan kapasitas.
Proses
pengolahan informasi dalam ingatan manusia diolah dalam tahapan yang berurutan,
dan tiap tahapan terjadi struktur tertentu dalam sistem memori. Pencatat indra
khususnya visual dan pendengaran, menerima isyarat-isyarat yang luas sekali
macamnya dari lingkungan. Beberapa informasi disimpan sebentar (0,5 sampai 2,0
detik) saja di dalam pencatat indera. Informasi yang telah dipilih untuk diolah
lebih lanjut masuk kedalam memori jangka pendek atau memori kerja.
Sedangkan
informasi yang tidak diakomodir untuk diolah lebih lanjut selanjutnya akan
hilang dari sistem. Dalam memori kerja atau jangka pendek informasi tersebut
selanjutnya disandikan menjadi wujud yang bermakna dan dikirim ke memori jangka
panjang untuk disimpan secara tetap. Proses penyandian informasi dan pengiriman
ke memori jangka panjang merupakan fase inti dari belajar.
Letivin
(2002:322) menyatakan terdapat tiga jenis informasi di dalam memori yang mudah
untuk diingat kembali adalah informasi yang disampaikan secara terus menerus,
informasi tentang hal-hal yang terbaru, dan informasi tentang kejadian-kejadian
yang tidak biasa dialami. Dengan demikian, pengulangan adalah yang terpenting
dalam sistem memori manusia. Dengan pengulangan akan memudahkan informasi yang
berada di ingatan jangka pendek masuk ke ingatan jangka panjang dan lebih mudah
untuk memanggil kembali informasi yang berada di ingatan jangka panjang muncul
di ingatan jangka pendek.
Implikasi
dari teori pemrosesan informasi yang memandang belajar adalah pengkodean
informasi ke dalam memori manusia seperti layaknya sebuah cara kerja komputer dan
karena memori memiliki keterbatasan kapasitas, pembelajaran harus dapat untuk
menarik perhatian siswa dan menyediakan aplikasi berulang dan praktik secara
individual agar informasi yang diberikan mudah dicerna dan dapat bertahan lama
dalam memori siswa, dan aplikasi komputer memiliki semuanya dengan kualitas
yang sangat baik.
Permasalahan
:
1.
Kelemahan
dari long term memory adalah sulit mengakses informasi
yang tersimpan di dalamnya. Menurut
anda bagaimana cara mengatasinya?
2.
Seringkali
terjadi bahwa siswa mudah memahami suatu materi namun mudah pula untuk lupa
materi tersebut artinya siswa sulit untuk menyimpan materi dalam jangka
panjang. Bagaimana cara yang baik dilakukan seorang guru untuk membantu siswa
tersebut mengingat materi ajar dalam jangka panjang ?
3.
Mengapa
informasi yang diperoleh melalui pendengaran lebih lama teringat dibandingkan
dengan informasi yang diperoleh melalui penglihatan? bagaimana kaitan hal ini
dengan teori pemrosesan informasi?
Saya akan menanggapi permasalahan no.2
BalasHapusCara guru supaya materi yang diajarkan dapat diingat terus oleh peserta didik adalah guru mengajar tidak boleh hanya dengan metode ceramah, pertama guru harus mengajak anak berpikir mengenai materi yang disampaikannya dengan cara membuat suatu pertanyaan atau permasalah mengenai materi yang diajarkannya yang mana masalah tersebut berkaitan pada kehidupan sehari-hari siswa. Dengan anak menerima suatu permasalahan maka anak akan termotivasi dan berpikir untuk memecahkan masalah tersebut . Apabila anak berhasil memecahkan masalah tersebut maka anak akan lebih mudah paham dan ingat mengenai materi yang diajarkan oleh guru. Karena proses pemecahan masalah akan membantu siswa berpikir dan daya ingat mereka akan lebih kuat.
baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2, setiap individu memiliki daya ingat yang berbea-beda, ada yang mudah mengingat nama, wajah, atau angka, dan adapula yang mudah ketiganya. disini dalam hal pembelajaran guru bisa
BalasHapusMemotivasi murid untuk mengingat materi dengan pemahaman, bukan hanya sekedar mengingat begitu saja., berikanlah mereka konsep dan ide untuk diingat dan kemudian tanyakan kepada mereka bagaimana mereka dapat mengaitkan konsep dan ide itu dengan pengalaman personal dan makna personalnya. Dan beri mereka latihan untuk mengelaborasi suatu konsep agar mereka bisa memproses informasi secara mendalam .
saya ingin menanggapi pertanyaan saudari nomor 1 dimana cara mengatasi kesulitan mengingat atau mengakses informasi dari long term memory. Menurut saya, informasi yang berada dalam long term memory memiliki daya ingat yang cukup lama hingga siswa tak merasa kesulitan bila informasi yang diterima mampu di simpan dalam long term memory. Bisa saja informasi yang terlupakan itu berada di short term memory sehingga hal yang harus diperhatikan bahwa bila informasi pada memori pada jangka pendek atau short term memory dapat masuk ke memori jangka panjang atau long term memory dengan cara mengulang apa saja yang ada di memori jangka pendek atau short term memory jika itu dalam bentuk tindakan, membaca kembali apa yg ada di memori jangka pendek bila informasi tersebut dalam bentuk tulisan, dan mengingat kembail apa yg ada di memori jangka pendek dengan stimulus dan rangsangan-ransangan yang sesuai.
BalasHapussaya akan menanggapi permasalahan no.2 untuk Meningkatkan kemampuan memori dalam pemrosesan informasi agar tidak hilang begitu saja dalam memori siswa guru dapat menyajikan materi dengan menggunakan strategi sebagai berikut:
BalasHapus1. Perhatian (attention)
Dalam pemrosesan informasi perhatian adalah syarat utama seseorang dapat memperoleh informasi. Fokuskan perhatian kepada suatu informasi yang ingin diketahui akan lebih mempermudah proses encoding sehingga pada saat perhatian gangguan-gangguan yang dapat merusak perhatian harus diminimalisir. Dalam proses pembelajaran, guru perlu menarik perhatian siswa dan menyedikan sarana prasarana belajar yang mendukung untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran.
2. Pengulangan (rehearsal)
Pengulangan (rehearsal) diperlukan untuk mempertahankan informasi pada saat akan di encoding sehingga dapat tersimpan dalam memori jangka panjang.
3. Khususkan konteks atau bahan untuk mudah diingat dengan hal-hal yang lain
Informasi yang ingin diperoleh hendaknya berhubungan dengan informasi yang lain sehingga mudah cara pemanggilannya. Cara ini bisa dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pada diri sendiri dan membuat catatan dengan baik. Mengajukan pertanyaan untuk diri sendiri setelah membaca atau memperoleh suatu informasi akan mengembangkan asosiasi dengan informasi yang berhubungan atau perlu diambil dari memori. Mencatat informasi yang diperoleh sangat berguna untuk tetap menjaga informasi itu agar tidak hilang karena berlalunya waktu.
4. Pengorganisasian informasi dengan menggunakan strategi
Beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk bisa mengorganisasikan informasi adalah dengan mnemonic. King (2007: 441) menyatakan bahwa strategi mnemonic adalah bantuan ingatan visual dan/atau verbal. Berikut ini adalah tiga jenis cara ;
a. Metode loci, anak menyusun imaji/citra dari suatu item yang akan diingat dan membayangkan anak tersebut menyimpannya dalam lokasi yang dikenali. Misalnya jika anak harus mengingat sederetan konsep maka mereka bisa membayangkan meletakkannya di rumah rumah mereka, seperti di kamar tidur, ruang keluarga, dapur dan sebagainya. Pada saat anak perlu mengambil kembali informasi tersebut, anak bisa membayangkan rumahnya lalu membayangkan dirinya berjalan di ruang-ruang untuk mengambil konsep itu.
b. Metode kata kunci, metode ini diterapkan dengan melekatkan imaji kepada dengan kata-kata yang penting. Misalnya ketika menerangkan variabel x pada siswa, kita bisa membuat perumpamaan jika variabel x itu adalah kue atau apel.
c. Akronim, metode ini menciptakan kata dari huruf pertama item yang akan diingat
Saya akan mencoba menanggapi 2 permasalahan, yang pertama terkait no. 2 cara yang dilakukan seorang guru untuk membantu siswa tersebut mengingat materi ajar dalam jangka panjang adalah dengan menciptakan pembelajaran yang bermakna. Dimana informasi(Penjelasan) yang siswa dapatkan memiliki manfaat dan tujuan yang jelas. Menurut Para psikolog penyimpanan informasi dpt disebabkan karna adanya perbedaan dalam kode-kode memori. Mereka berpendapat bahwa ada dua kode dalam memori, yaitu kode akustik (acoustik code) dan kode sematik (sematic code). Akustik (acoustik code), kode yang berdasarkan bunyi. Kode ini merupakan kode memori yang dominan dalam memori jangka pendek. Sedangkan kode sematik (sematic code), kode yang berdasarkan makna. Kode ini merupakan kode yang dominan dalam memori jangka panjang. Sehingga informasi dapat masuk dlm memori jangka panjang jika peserta didik dlm KBM memaknai informasi yg ia dapatkan.
BalasHapusSelanjudnya terkait permasalahan no.3, saya kurang setuju terhadap pernyataan informasi yang diperoleh melalui pendengaran lebih lama teringat dibandingkan dengan informasi yang diperoleh melalui penglihatan. Karena berdasarkan diri saya, saya lebih lama mengingat informasi melalui penglihatan dengan sedikit penjelasan lalu memaknai maksudnya. Daripada informasi yg diperoleh melalui pendengaran, sebagai contoh guru memberikan informasi(penjelasan materi pelajaran) melalui metode ceramah, siswa menerima informasi dri guru tersebut melalui pendengarannya, ketika ujian informasi tersebut tidaklah semuanya ia ingat.
Baiklah disini saya akan menjawab pertanyaan no 2 yaitu seperti yang kita ketahui masalah siswa dalam proses pembelajaran salah satunya adalah rendahnya daya ingat dalam memahami mata pelajaran. Faktor yang mempengaruhi daya ingat tidak hanya pada cara belajar yang efektif saja, melainkan dengan teknik pengajaran yang digunakan. Faktor kesulitan belajar pada siswapun juga harus diperhatikan sebagai pandangan guru, agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang menarik, kreatif yang disenangi oleh siswa sehingga siswa menjadi tertarik dan mengikuti pelajaran yang imbasnya akan meningkatkan daya ingat siswa. Dan berikut ini adalah beberapa metode yang dapat diterapkan oleh seorang guru untuk membantu meningkatkan memori pada murid agar dapat tersimpan dalam memori:
BalasHapusMemotivasi murid untuk mengingat materi dengan pemahaman, bukan hanya sekedar mengingat begitu saja. Murid akan mengingat informasi dengan lebih baik dalam jangka panjang jika mereka memahami informasi, bukan sekedar hanya mengingatnya tanpa pemahaman. Pengulangan (recall) juga akan lebih baik dalam memasukkan informasi ke memori jangka pendek, tapi jika murid perlu mengambil infrmasi dair memori jangka panjang, maka strategi pengulangan ini tidak efisien. Jadi, berikanlah mereka konsep dan ide untuk diingat dan kemudian tanyakan kepada mereka bagaimana mereka dapat mengaitkan konsep dan ide itu dengan pengalaman personal dan makna personalnya. Dan beri mereka latihan untuk mengelaborasi suatu konsep agar mereka bisa memproses informasi secara mendalam .
Overlearning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu. Overlearning terjadi apabila respons atau reaksi tertentu muncul setelah siswa melakukan pembelajaran atas respons tersebut dengan cara di luar kebiasaan. Banyak contoh yang dapat dipakai untuk overlearning, antara lain pembacaan teks Pancasila pada setiap hari Senin dan Sabtu memungkinkan ingatan siswa terhadap materi PPKN lebih kuat.
Extra Study Time (tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi (kekerapan) aktivitas belajar. Penambahan alokasi waktu belajar materi tertentu berarti siswa menambah jam belajar, misalnya dari satu jam menjadi satu setengah jam. Penambahan frekuensi belajar berarti siswa meningkatkan kekerapan belajar materi tertentu, misalnya dari sekali sehari menjadi dua kali sehari. Kiat ini dipandang cukup strategis karena dapat melindungi memori dari kelupaan.
Bantu murid menata apa yang mereka masukkan ke dalam memori
Baik saya akan menanggapi permasalahan no 3
BalasHapusKegiatan mencatat ini bertujuan untuk meringkas kembali materi pembelajaran yang telah disampaikan guru agar dapat dibaca kembali. Mencatat materi pelajaran perlu dilakukan para siswa agar tidak mudah lupa terhadap materi pelajaran. Hasil penelitian menyebutkan bahwa dengan kegiatan mendengarkan, materi pembelajaran yang dapat diingat oleh siswa hanya 20 %, sedangkan dengan melibatkan kegiatan membaca, melihat gambar, warna ataupun diagram dapat meningkat daya ingat siswa 30-40%. Akan tetapi, selama ini kegiatan mencatat yang dilakukan hanya melibatkan tulisan yang berada di atas garis – garis buku. Metode mencatat seperti ini tentu tidak menarik sehingga menimbulkan kebosanan dan siswa sulit untuk mengingat isi dari catatannya. Oleh karena itu, dalam kegiatan mencatat itulah perlu dikembangkan metode mencatat yang tidak hanya berisi tulisan saja, tapi juga perlu ditambahkan garis, gambar, ataupun grafik yang lebih menarik. Metode mencatat yang seperti inilah yang disebut teknik mind map. Mind map merupakan teknik mencatat kreatif yang mengikuti pola kerja alami otak manusia baik otak kanan maupun otak kiri yang melibatkan gambar, garis dan aneka warna. Karena mengikuti pola kerja otak inilah, teknik mind map membuat para siswa lebih mudah memahami dan lebih mudah untuk mengingat isi catatannya.
Saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor 2 yaitu cara guru meningkatkan siswa agar mengingat memori dalam jangka panjang :
BalasHapus• Memotivasi murid untuk mengingat materi dengan pemahaman, bukan hanya sekedar mengingat begitu saja. Murid akan mengingat informasi dengan lebih baik dalam jangka panjang jika mereka memahami informasi, bukan sekedar hanya mengingatnya tanpa pemahaman. Pengulangan (recall) juga akan lebih baik dalam memasukkan informasi ke memori jangka pendek, tapi jika murid perlu mengambil infrmasi dair memori jangka panjang, maka strategi pengulangan ini tidak efisien. Jadi, berikanlah mereka konsep dan ide untuk diingat dan kemudian tanyakan kepada mereka bagaimana mereka dapat mengaitkan konsep dan ide itu dengan pengalaman personal dan makna personalnya. Dan beri mereka latihan untuk mengelaborasi suatu konsep agar mereka bisa memproses informasi secara mendalam .
• Overlearning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu. Overlearning terjadi apabila respons atau reaksi tertentu muncul setelah siswa melakukan pembelajaran atas respons tersebut de¬ngan cara di luar kebiasaan. Banyak contoh yang dapat dipakai untuk overlearning, antara lain pembacaan teks Pancasila pada setiap hari Senin dan Sabtu memungkinkan ingatan siswa terhadap materi PPKN lebih kuat.
• Extra Study Time (tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi (kekerapan) aktivitas belajar. Penambahan alokasi waktu belajar materi tertentu berarti siswa menambah jam belajar, misalnya dari satu jam menjadi satu setengah jam. Penambahan frekuensi belajar berarti siswa meningkatkan kekerapan belajar materi tertentu, misalnya dari sekali sehari menjadi dua kali sehari. Kiat ini dipandang cukup strategis karena dapat melindungi memori dari kelupaan.
• Bantu murid menata apa yang mereka masukkan ke dalam memori
saya ingin mencoba menjawab pertanyaan nomor satu mengenai cara mengatasinya. Ada tiga cara yaitu
BalasHapusPertama, biasakan untuk mengingat. Setiap malam, ingatlah kembali apa yang Anda telah lakukan seharian. Setiap berkenalan dengan seseorang, ingatlah namanya. Setiap tahun, ingatlah apa saja yang telah Anda capai.
Kedua, rajin-rajinlah membaca buku. Otak kita memiliki 100 milyar sel bernama neuron. Seluruh sel ini saling berhubungan satu sama lain ketika kita lahir. Namun sayangnya, secara alamiah "kabel" penghubung antar sel otak ini putus satu persatu jika kita tidak berpikir. Jika berpikir, kabel penghubung ini bisa terus tersambung. Jadi, isilah waktu luang Anda dengan cara membaca buku, bermain catur, serta kurangi melamun dan bergosip.
Ketiga, rutin berolahraga. Kedengarannya lucu, tetapi ini fakta. Orang yang rutin berolahraga memiliki detak jantung yang sehat. Detak jantung yang sehat akan membuat darah pembawa oksigen bergerak dengan lancar ke otak. Dengan begitu, otak pun dapat bekerja dengan lebih baik saat mengingat informasi.
Baiklah saya akan menjawab no 3
BalasHapusMenurut saya tidak karena kita harus mengoptimalkan fungsi otak kiri dan otak kanan, karena jika ingin mengingat dalam jangka panjang kita harus menggunakan otak kanan yang mana otak kanan tersebut akan menyimpan dalam jangka panjang kita harus membuat sesuatu itu dengan berupa musik, gambar-gambar dll. Agar dapat diingat dalam waktu jangka panjang
saya akan menanggapi permasalahan saudara dimana Kelemahan dari long term memory adalah sulit mengakses informasi yang tersimpan di dalamnya. Menurut anda bagaimana cara mengatasinya?
BalasHapuscara mengatasinya adalah dengan membaca kembali atau mendengarkan kembali informasi itu sehingga informasi yang sudah lama tidak diulang itu atau long term memory tidak hilang, jika tidak adanya pengulangan long term memory akan berubah menjadi short term memory dan akan hilang dari ingatan, dan dengan dimikian sangat penting adanya pengulangan dalam mendengr ataupun melihat, menulis informasi yang sudah diperoleh
baiklah saya akan menanggapi permasalahan anda yang kedua, menurut pendapat saya guru dapat mengatasi hal tersebut dengan membuat pembelajaran lebih menyenangkan bagi siswa dan membuat materi pelajaran nbukan sebuah beban bagi mereka sehingga ia dapat mudah memahami dan mengingatnya dalam jangka panjang
BalasHapusMenjawab permasalahan kedua
BalasHapusMenurut saya guru harus memberikan media yg bisa diulangi siswa untuk dipelajari di rumah dan memberikan kuis terhadap pembelajaran tersebut atau menanyakan materi tersebut secara berulang kepada siswa sehingga siswa bisa memahami materi dengan baik dan pelajaran itu sudah ada di memori jangka panjang. Contohnya rumus mol yg selalu diulang dalam pembelajaran kimia itu sebagian besar sudah berada pada memori jangka panjang siswa